Book Value Saham: Pengertian, Cara Hitung, dan Contoh

Book value adalah nilai aset bersih perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Pelajari cara menghitung dan hubungannya dengan saham undervalued di sini.

Book Value Saham: Pengertian, Cara Hitung, dan Contoh
Freepik.com/@freepik

Bagi investor yang ingin memahami nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan, salah satu metrik yang paling penting untuk dipelajari adalah book value saham. Konsep ini sering digunakan dalam analisis fundamental untuk menentukan apakah suatu saham tergolong undervalued atau overvalued.

Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu book value saham, bagaimana cara menghitungnya, serta bagaimana rasio ini membantu kamu menemukan saham yang berpotensi memberikan keuntungan jangka panjang.

Apa Itu Book Value Saham?

Book value adalah nilai aset bersih perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajiban atau utang.

Investopedia menekankan bahwa book value saham menunjukkan nilai sebenarnya dari perusahaan jika seluruh aset dijual dan seluruh kewajiban dilunasi.

Mengapa Book Value Penting Bagi Investor

Book value membantu investor memahami nilai intrinsik dari perusahaan — bukan sekadar harga yang terlihat di pasar saham.
Berikut alasan mengapa metrik ini penting dalam analisis fundamental:

1. Menilai apakah saham undervalued atau overvalued

Book value menjadi acuan utama dalam menentukan apakah saham saat ini diperdagangkan di atas atau di bawah nilai wajar.
Jika harga pasar < book value, saham bisa dianggap undervalued. Sebaliknya, jika harga pasar jauh lebih tinggi, bisa jadi saham overvalued.

2. Mengukur keamanan investasi

Book value menunjukkan berapa banyak nilai aset yang tersisa bagi pemegang saham jika perusahaan dilikuidasi. Semakin tinggi book value dibanding harga saham, semakin kecil risiko downside bagi investor.

3. Menilai efisiensi manajemen

Dengan membandingkan return on equity (ROE) terhadap book value, investor bisa menilai seberapa efisien manajemen dalam memanfaatkan aset untuk menciptakan keuntungan.

4. Mengidentifikasi saham “murah tapi solid”

Investor value investing seperti Warren Buffett sering menggunakan book value untuk mencari saham yang diperdagangkan lebih rendah dari nilai asetnya, tetapi memiliki fundamental kuat.

Cara Menghitung Book Value Saham

Untuk menghitung nilai buku saham secara akurat, kamu bisa mengikuti langkah berikut:

  1. Dapatkan total aset dan liabilitas dari laporan keuangan.
    Informasi ini tersedia dalam balance sheet (neraca) perusahaan publik.
  2. Kurangi total liabilitas dari total aset.
    Hasilnya menunjukkan ekuitas pemegang saham, atau nilai bersih perusahaan.
  3. Bagi dengan jumlah saham beredar.
    Ini menghasilkan book value per share (BVPS) yang bisa dibandingkan dengan harga pasar saham.

Rumus book value adalah:

Book Value = Total Aset – Total Liabilitas

Sedangkan untuk menghitung book value per share (BVPS), yaitu nilai buku per lembar saham, digunakan rumus:

BVPS = (Total Aset – Total Liabilitas) ÷ Jumlah Saham Beredar

Nilai BVPS ini sering digunakan untuk membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan.

Jika harga saham di pasar lebih rendah dari BVPS, maka saham tersebut bisa dianggap undervalued.

Contohnya sebuah perusahaan memiliki:

  • Total aset: $500 juta
  • Total liabilitas: $300 juta
  • Jumlah saham beredar: 100 juta lembar

Maka:

BVPS = (500 – 300) ÷ 100 = $2 per saham

Artinya, secara teori setiap saham perusahaan memiliki nilai buku sebesar $2.

Jika sahamnya saat ini diperdagangkan di pasar seharga $1,5, saham tersebut dianggap lebih murah dari nilai wajarnya.

Hubungan Book Value dengan Saham Undervalued

Salah satu cara paling populer menggunakan book value dalam analisis saham adalah untuk menemukan saham undervalued, yaitu saham yang harganya di bawah nilai wajarnya.

Namun, penting diingat bahwa harga pasar saham tidak selalu mencerminkan book value karena pasar juga mempertimbangkan prospek pertumbuhan, laba masa depan, dan reputasi perusahaan.

1. Price to Book (P/B) Ratio

Untuk mengetahui apakah saham undervalued atau tidak, investor sering menggunakan rasio Price to Book (P/B), yaitu:

P/B = Harga Saham ÷ Book Value per Share

Interpretasinya:

  • P/B < 1 → saham mungkin undervalued
  • P/B ≈ 1 → saham relatif wajar
  • P/B > 1 → saham bisa overvalued atau memang layak dihargai lebih tinggi karena prospek pertumbuhan besar

Contoh:
Jika harga saham adalah $6 dan BVPS $8, maka:

P/B = 6 ÷ 8 = 0,75

Artinya saham diperdagangkan 25% di bawah nilai bukunya, dan berpotensi menarik bagi investor value investing.

2. Mengapa saham bisa undervalued

Beberapa alasan umum:

  • Sentimen pasar negatif sementara.
  • Sektor sedang tidak diminati meski fundamentalnya kuat.
  • Investor belum menghargai potensi pertumbuhan jangka panjang.

Investor berpengalaman akan memanfaatkan situasi seperti ini untuk membeli saham “murah” sebelum pasar menyadari nilainya.

3. Keterbatasan book value

Meskipun berguna, book value juga memiliki keterbatasan. Melansir Corporate Finance Institute, perusahaan berbasis teknologi atau jasa sering memiliki aset tak berwujud (intangible assets) seperti merek, paten, dan software, yang tidak tercermin dalam nilai buku.

Akibatnya, saham dengan valuasi tinggi seperti Apple atau Google mungkin terlihat “mahal” berdasarkan book value, padahal nilainya justru terletak pada kekuatan inovasi dan brand.

Contoh Book Value Saham di Pasar Global

Berikut beberapa contoh perusahaan global dengan rasio P/B berbeda, yang mencerminkan karakteristik industrinya:

1. JPMorgan Chase & Co. (JPM)

Sebagai bank besar, JPMorgan memiliki P/B sekitar 1,5x. Ini menunjukkan valuasi wajar karena industri keuangan biasanya dinilai mendekati nilai buku.

2. ExxonMobil (XOM)

Perusahaan energi ini memiliki P/B di kisaran 1,2x, menandakan saham relatif stabil dan valuasi masih dekat dengan nilai asetnya.

3. Microsoft (MSFT)

Dengan P/B sekitar 12x, saham Microsoft tampak “mahal” secara buku, tetapi hal itu wajar karena nilai utamanya berasal dari aset digital dan pendapatan software berulang.

Kesimpulan

Book value saham adalah nilai aset bersih perusahaan setelah dikurangi kewajiban, dan menjadi ukuran penting dalam menilai apakah suatu saham diperdagangkan di bawah atau di atas nilai wajarnya.

Dengan menghitung book value per share (BVPS) dan membandingkannya dengan harga pasar, investor dapat menilai apakah saham tersebut undervalued dan berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi di masa depan.

Namun, ingat bahwa book value hanyalah salah satu indikator. Gunakan bersama rasio lain seperti P/E, ROE, dan P/B agar penilaian lebih komprehensif.

Kalau kamu ingin mulai menilai dan membeli saham global dengan cara yang lebih cerdas, penting untuk paham cara menilai book value saham sebelum mulai trading di aplikasi Gotrade.

Gotrade adalah aplikasi investasi yang sudah terdaftar OJK dan praktis digunakan untuk saham AS, ETF, dan options. Yuk, mulai investasi hari ini dengan download Gotrade di Android dan iOS.

FAQ

  1. Apa itu book value saham?
    Book value saham adalah nilai aset bersih perusahaan setelah dikurangi kewajiban, dibagi dengan jumlah saham beredar.
  2. Bagaimana cara menghitung book value per share?
    Gunakan rumus BVPS = (Total Aset – Total Liabilitas) ÷ Jumlah Saham Beredar.
  3. Apakah book value bisa digunakan untuk mencari saham murah?
    Ya. Jika harga pasar saham lebih rendah dari book value-nya, saham tersebut bisa dianggap undervalued.
  4. Apa kelemahan analisis berdasarkan book value?
    Book value tidak memperhitungkan aset tak berwujud seperti merek dan teknologi, yang bisa membuat perusahaan terlihat undervalued padahal tidak.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.