Apa Itu Market Risk dan Bagaimana Mengelolanya
Setiap investor pasti pernah merasakan momen ketika seluruh pasar bergerak turun bersamaan. Bukan karena kesalahan memilih saham, tetapi karena kondisi ekonomi dan sentimen global sedang tidak bersahabat. Inilah yang disebut market risk, salah satu risiko paling dasar dalam investasi.
Risiko ini tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bisa dikelola dengan strategi yang tepat. Artikel ini akan membahas apa itu market risk, bagaimana risiko ini muncul, serta bagaimana investor bisa tetap tenang menghadapi gejolak pasar.
Apa Itu Market Risk
Market risk adalah risiko turunnya nilai portofolio akibat penurunan keseluruhan pasar, bukan hanya faktor perusahaan tertentu.
Melansir Investopedia, market risk dikenal juga sebagai systematic risk atau risiko sistemik karena memengaruhi hampir semua aset di pasar, baik saham, ETF, maupun obligasi.
Sederhananya, meskipun kamu memilih saham yang bagus, nilainya tetap bisa jatuh jika seluruh pasar sedang terkena sentimen negatif.
Kenapa Market Risk Bisa Terjadi?
Market risk muncul ketika faktor-faktor besar memengaruhi pasar secara keseluruhan.
Risiko ini tidak dapat dihilangkan sepenuhnya karena terkait kondisi ekonomi makro. Beberapa penyebab utamanya:
Suku bunga naik
Ketika bank sentral seperti The Fed menaikkan suku bunga, biaya pinjaman meningkat dan sentimen investasi melemah. Saham growth biasanya paling terdampak.
Inflasi tinggi
Inflasi membuat daya beli menurun, laba perusahaan tertekan, dan pasar menjadi lebih sensitif terhadap berita ekonomi.
Perlambatan ekonomi
Ketika GDP melemah, pasar biasanya jatuh karena ekspektasi pertumbuhan perusahaan ikut menurun.
Ketidakpastian geopolitik
Perang, sanksi ekonomi, atau konflik internasional bisa memicu ketakutan investor.
Krisis finansial
Kegagalan lembaga keuangan besar dapat memicu kepanikan dan jatuhnya pasar secara luas.
Semua faktor tersebut menciptakan risiko pasar yang memengaruhi hampir semua aset dalam portofolio.
Jenis-Jenis Market Risk
1. Equity risk
Risiko penurunan harga saham akibat sentimen negatif atau kondisi makro tertentu.
2. Interest rate risk
Perubahan suku bunga yang membuat obligasi atau saham tertentu turun nilai.
3. Currency risk
Risiko perubahan kurs yang memengaruhi investor yang berinvestasi di aset global.
4. Commodity risk
Fluktuasi harga minyak, emas, atau komoditas lain yang berpengaruh pada banyak sektor.
Semua ini termasuk bagian dari market risk karena dampaknya meluas dan tidak bisa diverifikasi dengan memilih saham tertentu saja.
Contoh Market Risk dalam Dunia Nyata
- Pandemi Covid-19 (2020)
Mengutip CNBC, pasar global jatuh lebih dari 30 persen hanya dalam beberapa minggu akibat ketidakpastian ekstrem. - Krisis Finansial 2008
Hampir semua sektor anjlok meskipun perusahaan individual tidak bermasalah secara fundamental. - Pengetatan moneter 2022
Pasar jatuh tajam ketika The Fed menaikkan suku bunga secara agresif untuk menekan inflasi.
Ketiga contoh ini menunjukkan bahwa market risk tidak dapat dihindari oleh siapa pun.
Dampak Market Risk bagi Investor
Penurunan nilai portofolio secara keseluruhan
Bahkan saham berkualitas seperti Apple, Microsoft, atau Coca Cola bisa ikut turun.
Volatilitas meningkat
Pergerakan harga harian menjadi lebih ekstrem, meningkatkan rasa takut dan ketidakpastian.
Efek psikologis (FUD)
Fear, uncertainty, doubt sering membuat investor tergoda panic selling.
Peluang investasi menjadi tidak menentu
Momentum jangka pendek sulit diprediksi saat pasar sedang merah. Namun di balik itu, market risk juga membuka peluang membeli aset bagus di harga diskon bagi investor jangka panjang.
Cara Menghadapi dan Mengelola Market Risk
Diversifikasi portofolio
Penyebaran aset ke berbagai sektor, negara, dan instrumen dapat membantu mengurangi dampak satu kejadian makro.
Fokus pada saham berkualitas tinggi
Perusahaan dengan neraca kuat biasanya pulih lebih cepat setelah pasar turun.
Gunakan strategi DCA (dollar-cost averaging)
Membeli rutin tiap bulan membuat kamu tidak bergantung pada kondisi pasar jangka pendek.
Hindari leverage saat pasar tidak stabil
Pinjaman meningkatkan risiko kerugian besar saat pasar jatuh.
Siapkan dana darurat
Dengan cadangan dana, kamu tidak terpaksa menjual aset ketika pasar sedang merah.
Tetap fokus pada horizon jangka panjang
Dalam sejarah, pasar selalu pulih meskipun mengalami penurunan besar.
Contoh Portfolio Menghadapi Market Risk
Misalkan kamu memiliki portofolio Rp 10 juta. Untuk mengurangi risiko pasar, kamu bisa menyusun:
- 40 persen ETF pasar luas (diversifikasi otomatis)
- 20 persen saham blue chip AS
- 20 persen sektor defensif (consumer staples atau healthcare)
- 10 persen short-term bond ETF
- 10 persen cash equivalents
Struktur ini membantu mengurangi dampak penurunan ekstrem.
Kapan Market Risk Perlu Diwaspadai?
- Saat The Fed mengubah kebijakan secara agresif
- Ketika inflasi tinggi dan tidak terkendali
- Saat muncul krisis geopolitik
- Ketika volatilitas meningkat (misal indeks VIX melonjak)
- Ketika banyak sektor besar turun bersamaan
Waspada bukan berarti takut. Investor perlu memahami risikonya agar bisa membuat keputusan rasional.
Kesimpulan
Market risk adalah risiko turunnya nilai portofolio akibat penurunan keseluruhan pasar yang dipicu oleh faktor makro seperti inflasi, suku bunga, geopolitik, atau perlambatan ekonomi.
Risiko ini tidak dapat dihindari, tetapi bisa dikelola melalui diversifikasi, pemilihan aset berkualitas, strategi DCA, dan fokus pada horizon jangka panjang.
Jika kamu ingin mulai membangun portofolio global yang lebih stabil dalam menghadapi risiko pasar, Gotrade Indonesia memungkinkan kamu berinvestasi saham dan ETF internasional mulai dari Rp 15.000.
Bangun portofolio yang lebih kuat dengan strategi yang sesuai tujuanmu.
FAQ
Apa itu market risk?
Market risk adalah risiko turunnya nilai portofolio akibat penurunan pasar secara luas.
Apa penyebab utama market risk?
Inflasi, suku bunga, perlambatan ekonomi, dan sentimen geopolitik.
Bagaimana cara mengelolanya?
Dengan diversifikasi, DCA, memilih saham berkualitas, dan menyeimbangkan portofolio.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.