Apa Itu Disposition Effect dan Cara Menghindarinya
Dalam dunia investasi, salah satu bias paling umum yang memengaruhi keputusan investor adalah disposition effect. Bias ini membuat investor cenderung cepat menjual saham yang sedang untung, tetapi menahan terlalu lama saham yang sedang rugi.
Pola ini terlihat sederhana, tetapi dampaknya bisa besar terhadap hasil portofolio dalam jangka panjang.
Untuk memahami bagaimana bias ini bekerja dan bagaimana menghindarinya, Gotrade akan bahas lebih dalam.
Apa Itu Disposition Effect?
Disposition effect adalah kecenderungan investor untuk mengambil keuntungan terlalu cepat dan menahan kerugian terlalu lama karena dorongan emosional.
Melansir Behavioral Economics, bias ini terjadi karena investor lebih suka mengamankan keuntungan kecil dibanding menghadapi kemungkinan rugi kembali, tetapi enggan mengakui kerugian karena alasan psikologis.
Padahal, keputusan seperti ini sering bertentangan dengan logika dasar investasi yang idealnya mengutamakan fundamental perusahaan dan potensi jangka panjang.
Penyebab Psikologis Disposition Effect
Fenomena ini tidak hanya soal strategi investasi, tetapi sangat berkaitan dengan cara manusia merespons emosi.
1. Loss aversion
Menurut Corporate Finance Institute, manusia secara alami lebih merasakan sakit karena rugi daripada senang karena untung. Rasa sakit ini mendorong investor enggan menjual saham yang sedang turun, berharap harganya kembali ke titik impas.
2. Overconfidence
Kadang investor terlalu percaya bahwa keputusan awal mereka benar. Akibatnya, mereka tetap mempertahankan saham yang performanya buruk, percaya bahwa situasinya pasti membaik meskipun indikator pasar berkata sebaliknya.
3. Keinginan untuk merasakan kemenangan
Menjual saham yang untung menghasilkan “perasaan menang”. Itu sebabnya investor sering menjualnya terlalu cepat. Padahal, saham berkualitas justru sering memberi pertumbuhan jangka panjang yang lebih besar.
4. Enggan mengakui kesalahan
Menjual saham rugi sama artinya mengakui keputusan salah. Banyak investor tidak nyaman dengan hal ini sehingga mereka memilih menahan saham tersebut.
Dampak Buruk Disposition Effect Terhadap Portofolio
Bias ini bisa secara perlahan merusak pencapaian finansial kamu.
1. Menghambat potensi pertumbuhan jangka panjang
Saham yang sedang naik belum tentu akan berhenti naik. Banyak saham top dunia seperti Apple, Nvidia, dan Amazon memberikan pertumbuhan besar karena investor jangka panjang mampu bertahan melewati fluktuasi kecil. Jika kamu menjual terlalu cepat, kamu kehilangan peluang itu.
2. Portofolio terjebak saham berkualitas rendah
Menahan saham yang terus merugi bisa membuat komposisi portofolio kamu tidak sehat. Uangmu terkunci di aset yang performanya buruk.
3. Keputusan tidak lagi berdasarkan analisis
Ketika emosi mendominasi keputusan, kamu mudah terseret FOMO, takut rugi, atau overthinking.
4. Performa investasi cenderung lebih rendah dari pasar
Banyak studi akademis menunjukkan bahwa investor yang terjebak disposition effect sering memperoleh return lebih rendah dibanding mereka yang disiplin mengikuti strategi jangka panjang.
Cara Menghindari Disposition Effect
Untungnya, bias psikologis ini bisa dikendalikan dengan strategi yang sistematis.
1. Tetapkan rencana investasi sebelum membeli
Rencana ini bisa berisi alasan membeli saham, horizon waktu, level risiko yang bisa diterima, dan kapan harus cut-loss atau take profit. Rencana membuat keputusan lebih objektif.
2. Gunakan metode Dollar-Cost Averaging (DCA)
Dengan DCA, kamu berinvestasi rutin tanpa harus menebak-nebak harga. Ini mengurangi keinginan menjual cepat karena emosi.
3. Fokus pada fundamental, bukan harga jangka pendek
Tanya diri sendiri: apakah bisnisnya masih kuat? bagaimana pendapatan dan laba perusahaan? bagaimana posisi kompetitifnya? Jika fundamentalnya baik, volatilitas harian bukan alasan untuk menjual.
4. Tetapkan batas kerugian (cut-loss) sejak awal
Menentukan batas rugi sebelum membeli membuat kamu lebih disiplin dan tidak terjebak menahan terlalu lama.
5. Diversifikasi untuk mengurangi tekanan psikologis
Portofolio yang sehat membuat penurunan satu saham tidak terlalu memengaruhi emosimu. Diversifikasi membantu mengurangi kecemasan.
6. Batasi pengecekan portofolio yang terlalu sering
Semakin sering melihat harga naik turun, semakin besar dorongan untuk bertindak impulsif.
Contoh Sederhana Disposition Effect
Bayangkan dua saham: Saham A naik 10 persen dalam dua minggu dan Saham B turun 20 persen dalam sebulan. Kebanyakan investor pemula akan menjual Saham A untuk mengamankan keuntungan dan menahan Saham B sambil berharap harganya kembali.
Padahal, Saham A mungkin perusahaan berkualitas dengan prospek kuat, sedangkan Saham B mungkin sedang mengalami penurunan fundamental. Inilah disposition effect, keputusan berdasarkan emosi, bukan logika.
Kesimpulan
Disposition effect adalah bias psikologis yang dapat merusak hasil investasi karena membuat kamu cepat menjual saham yang untung dan menahan terlalu lama saham yang rugi.
Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan strategi seperti rencana investasi, DCA, dan analisis fundamental, kamu bisa membuat keputusan yang lebih rasional dan meningkatkan performa portofolio jangka panjang.
Jika kamu ingin mulai berinvestasi secara konsisten pada saham atau ETF global dengan platform yang ramah pemula, kamu bisa melakukannya dengan aplikasi Gotrade.
FAQ
1. Mengapa investor cenderung menahan saham rugi lebih lama?
Karena adanya loss aversion yang membuat investor enggan mengakui kerugian.
2. Apakah disposition effect hanya terjadi pada pemula?
Tidak. Bahkan investor berpengalaman pun bisa terjebak jika tidak disiplin mengikuti rencana investasi.
3. Apakah DCA efektif melawan disposition effect?
Ya, karena DCA menghilangkan keputusan emosional dalam menentukan waktu membeli.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.