Analisis Break Even Point: Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya

Analisis Break Even Point: Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya

Banyak pemula mengenal profit dan rugi, tetapi belum memahami analisis break even point yang sangat penting dalam menilai kelayakan bisnis maupun keputusan investasi.

Analisis break even point membantu menentukan pada titik mana pendapatan mampu menutup biaya sehingga bisnis tidak rugi.

Dengan mengetahui titik impas ini, investor dan pelaku usaha dapat merencanakan strategi yang lebih realistis dan menghindari keputusan berisiko.

Artikel ini membahas pengertian, cara kerja, rumus BEP, hingga contoh perhitungan yang mudah dipahami.

Apa Itu Analisis Break Even Point

Analisis Break Even Point (BEP) adalah metode untuk menentukan titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga bisnis tidak mengalami rugi maupun untung.

Break even point analysis menghitung jumlah produk atau pendapatan minimum yang harus dicapai untuk menutupi seluruh biaya tetap dan biaya variabel.

Melansir Investopedia, BEP penting untuk menilai kelayakan usaha, menentukan harga, dan memahami hubungan antara volume penjualan dan profitabilitas.

BEP juga menjadi salah satu alat paling dasar dalam perencanaan keuangan bisnis.

Manfaat Analisis Break Even Point

1. Menentukan titik aman usaha

Dengan BEP, kamu tahu jumlah minimum unit yang harus dijual agar tidak rugi.

2. Membantu menentukan harga produk

Jika harga terlalu rendah, BEP akan sulit dicapai. Analisis ini membantu menentukan harga yang realistis.

3. Membantu mengelola biaya

BEP menunjukkan apakah biaya tetap terlalu tinggi dan perlu efisiensi, menurut Corporate Finance Institute.

4. Mengukur potensi risiko

Jika BEP terlalu besar, bisnis lebih berisiko karena membutuhkan volume penjualan tinggi untuk impas.

5. Perencanaan investasi dan ekspansi

Investor dapat menilai apakah bisnis cukup kuat untuk berkembang berdasarkan margin biaya dan potensi penjualan.

Cara Kerja Analisis Break Even Point

Analisis BEP bekerja dengan memahami dua jenis biaya:

1. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya yang tidak berubah meski volume penjualan naik atau turun, seperti:

  • Sewa
  • Gaji staf tetap
  • Listrik dasar
  • Penyusutan alat

2. Biaya variabel (variable cost)

Biaya yang berubah berdasarkan jumlah produk, seperti:

  • Bahan baku
  • Biaya produksi
  • Komisi penjualan

Pendapatan dihitung berdasarkan harga jual per unit dikalikan jumlah penjualan.

BEP terjadi ketika:

Total Biaya = Total Pendapatan

Pada titik ini, bisnis tidak rugi namun juga belum untung.

Rumus Break Even Point

1. BEP dalam Unit

Rumus paling umum:

BEP Unit = Total Biaya Tetap ÷ (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Bagian (Harga – Biaya Variabel) disebut margin kontribusi, yaitu profit per unit yang membantu menutup biaya tetap.

2. BEP dalam Rupiah (Penjualan)

Jika ingin tahu berapa pendapatan minimum yang diperlukan:

BEP Penjualan = BEP Unit × Harga Jual per Unit

Kedua rumus ini membantu melihat titik impas dari perspektif volume maupun nilai uang.

Contoh Perhitungan Break Even Point

Misalkan kamu memiliki usaha produk makanan ringan dengan data sebagai berikut:

  • Biaya tetap (sewa + gaji + listrik) = Rp5.000.000/bulan
  • Harga jual per unit = Rp10.000
  • Biaya variabel per unit (bahan + produksi) = Rp4.000

Hitung margin kontribusi:

Margin kontribusi = 10.000 – 4.000 = Rp6.000

Lalu hitung BEP unit:

BEP Unit = 5.000.000 ÷ 6.000 = 833 unit (dibulatkan)

Artinya usaha harus menjual minimal 833 unit per bulan agar tidak rugi.

Hitung BEP penjualan:

BEP Penjualan = 833 × 10.000 = Rp8.330.000

Usaha harus menghasilkan pendapatan minimal Rp8,33 juta per bulan untuk mencapai titik impas.

Contoh Penerapan BEP dalam Analisis Bisnis dan Investasi

1. Menentukan apakah bisnis layak dijalankan

Jika target pasar realistis mampu membeli 1.500 unit per bulan, BEP 833 unit tergolong aman. Namun jika pasar hanya mampu menyerap 500 unit, bisnis berisiko tinggi.

2. Menilai keputusan pembelian mesin

Jika membeli mesin baru menambah biaya tetap Rp2 juta per bulan, BEP akan naik. Ini membantu menilai apakah ekspansi layak dilakukan.

3. Menganalisis perusahaan untuk investasi saham

BEP membantu memahami apakah perusahaan beroperasi secara efisien. Jika perusahaan perlu volume besar hanya untuk impas, margin bisnisnya tipis dan risikonya lebih tinggi.

4. Menentukan strategi promosi

Jika BEP tinggi, kamu perlu promosi yang meningkatkan volume penjualan. Jika margin tinggi, fokus bisa pada efisiensi biaya variabel.

Tips Menggunakan Break Even Point untuk Pemula

1. Perbarui data biaya secara berkala

Biaya bahan baku atau gaji bisa berubah dari waktu ke waktu.

2. Gunakan BEP sebagai alat evaluasi, bukan satu-satunya indikator

BEP tidak memperhitungkan faktor non-finansial seperti kompetisi atau branding.

3. Hitung skenario optimis dan pesimis

Buat simulasi jika harga turun atau biaya naik agar perencanaan lebih matang.

4. Gabungkan BEP dengan cash flow

Bisnis rentan bukan hanya karena tidak impas, tetapi karena arus kas kering.

Kesimpulan

Analisis Break Even Point adalah alat penting untuk menentukan titik di mana bisnis tidak rugi dan tidak untung.

Dengan memahami cara kerja biaya tetap, biaya variabel, dan margin kontribusi, pemula dapat menghitung BEP untuk mengetahui kelayakan bisnis, menentukan harga yang tepat, dan membuat keputusan investasi lebih bijak.

Contoh perhitungan sederhana membantu melihat bagaimana BEP digunakan dalam kehidupan nyata dan bagaimana analisis ini dapat membantu perencanaan jangka panjang.

FAQ

Apa manfaat analisis Break Even Point?

Untuk mengetahui titik impas, menentukan harga, dan menilai efisiensi bisnis.

Apakah BEP selalu harus rendah?

Tidak selalu. BEP tinggi tidak buruk jika pasar mampu menyerap volume besar.

Apa rumus dasar BEP?

Total biaya tetap dibagi margin kontribusi per unit.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.

Read more