2 Saham AI Infrastruktur: Potensi Jangka Panjang Intel & Alphabet
Pasar AI diprediksi tembus $1.77T. Simak mengapa saham AI infrastruktur seperti Intel dan Alphabet bisa menjadi pendorong pertumbuhan portofolio kamu
Pasar artificial intelligence (AI) diperkirakan akan mengalami pertumbuhan eksplosif. Menurut Fortune Business Insights, pasar AI global diprediksi tumbuh dengan CAGR (tingkat pertumbuhan tahunan gabungan) sebesar 29.2%.
Angka ini diperkirakan melonjak dari $294.1 miliar pada tahun 2025 menjadi $1.77 triliun pada tahun 2032.
Namun, pertumbuhan ini sangat bergantung pada ketersediaan daya komputasi dan infrastruktur cloud. Di sinilah dua raksasa teknologi berperan.
Intel dan Alphabet menjadi pemain krusial dalam menyediakan fondasi yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur AI. Intel mengembangkan chip canggih, sementara Alphabet menyediakan infrastruktur cloud yang dioptimalkan untuk AI.
Kebangkitan Intel Lewat Chip AI
Langkah turnaround atau pembalikan keadaan Intel kini mulai menunjukkan hasil. Menurut laporan The Motley Fool, perusahaan ini memberikan hasil yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal ketiga (Q3) fiskal 2025.
Pendapatan naik 3% secara berurutan menjadi $13.7 miliar. Laba per saham non-GAAP mencapai $0.23, melampaui ekspektasi analis yang memprediksi kinerja breakeven (impas).
Intel juga memperkuat neraca keuangannya. Perusahaan dilaporkan memiliki $30 miliar dalam bentuk tunai pada akhir Q3 2025.
Permintaan untuk CPU (Central Processing Unit) di server AI dan komputasi penyimpanan diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini sejalan dengan beban kerja inference (penerapan model AI secara real-time) yang mulai melampaui beban kerja training AI.
Intel juga mendapat manfaat dari meningkatnya adopsi AI PC, yang bertepatan dengan siklus pembaruan Windows 11.
Bisnis foundry Intel atau layanan manufaktur semikonduktor juga mengalami momentum kuat. Proses node 18A mereka yang merupakan teknologi manufaktur chip generasi baru menunjukkan kemajuan yang solid.
Setelah enam kuartal berturut-turut merugi, Intel akhirnya kembali mencetak profitabilitas di Q3. The Motley Fool mencatat bahwa perusahaan ini sekarang diperdagangkan pada 3.57 kali penjualan, angka yang relatif sederhana untuk pemain semikonduktor besar.
Alphabet Dominan di Cloud dan Pencarian
Alphabet berhasil memanfaatkan kapabilitas AI untuk mendorong pertumbuhan bisnis secara keseluruhan. Pada Q3 2025, pendapatan naik 16% dari tahun ke tahun menjadi $102.3 miliar.
Pendapatan operasional juga naik 22% dari tahun ke tahun menjadi $31.2 miliar, seperti dilaporkan oleh The Motley Fool.
Tiga pilar bisnis utama mereka yakni Search, YouTube, dan Google Cloud menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan.
Google Cloud berkembang menjadi mesin pertumbuhan yang kuat. Pendapatannya melonjak 34% dari tahun ke tahun menjadi $15.2 miliar, dengan margin operasi 23.7% di Q3.
Contracted backlog atau nilai total kontrak yang telah ditandatangani namun pekerjaannya belum selesai untuk Google Cloud mencapai $155 miliar, naik 82% dari tahun ke tahun.
Di sisi lain, teknologi AI Alphabet membantu memperluas kemampuan Search. Fitur AI Overviews dan AI Mode kini menangani volume kueri yang lebih tinggi.
Manajemen Alphabet mengklaim bahwa monetisasi iklan yang ditampilkan dalam respons AI di AI Overviews memiliki tingkat yang sama dengan hasil pencarian tradisional.
The Motley Fool melaporkan bahwa Alphabet saat ini diperdagangkan pada 25.6 kali pendapatan ke depan (forward earnings). Angka ini dianggap wajar mengingat berbagai katalis jangka panjang yang didukung AI dan kondisi keuangan perusahaan yang kuat.
Referensi:
- The Motley Fool, 2 Artificial Intelligence (AI) Stocks to Buy With $500 and Hold for Decades. Diakses pada 5 November 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.